Peran guru penting dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat di kelas.
Model Pembelajaran STAD adalah salah satu tipe cooperatif learning menekankan aktivitas dan interaksi antar siswa dengan cara membentuk kelompok diskusi belajar sehingga dapat saling memotivasi dan membantu memahami materi pelajaran menjadi lebih maksimal.
Dalam pembelajaran kooperatif, STAD hampir sama dengan model pembelajaran TAI, perbedaannya TAI lebih menitik beratkan kepada pencapaian individu, dibandingkan dengan STAD mementingkan hasil kelompok.
Student Teams Achievement Division (STAD) sangat cocok digunakan oleh guru jika ingin memperkenalkan cara belajar koperatif kepada siswa. Model pembelajaran STAD membantu siswa siswa belajar secara kreatif dan aktif, sebab saling meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah di kelas.
Lebih baik dua dibandingkan satu. Begitulah kira-kira motto pembelajaran STAD. Belajar kelompok menjadi cara tercepat dalam menuntaskan setiap kompetensi dasar yang ingin dicapai siswa. Apa lagi setelah penerapan kurikulum 2013 revisi, mengharuskan guru mengambil peran sebagai fasilitator dalam mencapai pembelajaran tematik.
Lalu apa sebenarnya Cooperative learning tipe STAD?
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Model Pembelajaran STAD adalah penerapan kegiatan belajar mengajar di kelas melalui mengemukakan ide, pendapat baik secara berkelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 orang. Saling memotivasi teman dan menghargai perbedaan pendapat.
Proses kegiatan dilakukan peserta didik dilakukan dengan memecahkan permasalahan dalam bentuk soal-soal latihan. STAD sangat bagus diterapkan untuk mengajarkan siswa-siswi sikap-sikap saling menolong, bertanggung jawab, dan bekerja sama.
STAD adalah salah satu dari tipe model pembelajaran kooperatif menggunakan bantuan lembar kerja dijadikan sebagai panduan untuk siswa dapat saling bekerja sama dalam diskusi dan memecahkan masalah secara berkelompok.
Setiap anggota diwajibkan menunjukkan kinerja mereka dalam menghadapi masalah kelompok. Menggunakan lembar kerja siswa untuk saling menguasai topik pelajaran menggunakan diskusi dan saling bertanya satu sama lain.
Langkah Menerapkan Model Pembelajaran STAD
Untuk tercapainya elemen pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan kurikulum dan standar lulusan ditetapkan sekolah, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang bervariasi, salah satunya adalah STAD. Oleh sebab itu, diperlukannya perhatian khusus mengenai langkah-langkah yang tepat jika mau menggunakannya di kelas.
Adapun langkah-langkah jika guru ingin menggunakan Student Teams Achievement Division (STAD) dalam proses belajar mengajar di kelas Anda, adalah sebagai berikut:
Menyajikan Materi Pelajaran
Guru perlu memberitahukan kepada siswa secara khusus mengenai tujuan pembelajaran dan memotivasi semangat belajar siswa agar meningkatkan rasa ingin tahu tentang topik pelajaran yang akan diajarkan.
Langkah ini diperlukan supaya peserta didik dapat menghubungkan titik-titik pengetahuan yang disampaikan guru melalui penyajian materi menggunakan beberapa metode awal seperti: ceramah, diskusi, praktek atau demonstrasi, sehingga dapat melancarkan kerja kelompok STAD yang akan dilakukan siswa..
Membentuk Kelompok
Berdasarkan pemahaman guru mengenai tingkat akademik siswa, dapat membantu guru dalam mengelompokkan peserta didik menjadi kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 orang. Adapun pembagian dilakukan secara heterogen, baik dari jenis kelamin, suku, agama, dan lainnya.
Ini diperlukan karena dengan menciptakan kelompok yang beragam, diharapkan akan menghasilkan beragam pendapat yang bervariasi sehingga mereka dapat berpikir kritis berbeda dari kelompok lain dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.
Melaksanakan Kegiatan Kelompok
Adapun langkah model pembelajaran STAD selanjutnya yaitu: guru memberikan masalah yang harus diselesaikan secara kelompok oleh siswa. Melalui kerja sama, tanggung jawab, dan saling berbagi pengetahuan.
Masalah yang diberikan guru dapat berupa mengerjakan soal-soal dalam bentuk LKS, tetapi pengerjaan bukan hanya sekedar mengisi jawaban. Tetapi mementingkan pemahaman siswa. Apabila, salah satu siswa dalam anggota belum memahami pelajaran. Maka kelompok tersebut diwajibkan menjadi tutor bagi anggota mereka yang belum tuntas.
Selama kegiatan belajar kelompok STAD, guru berperan sebagai fasilitator yang bertugas memperhatikan kelompok secara berkeliling. Jika terdapat kelompok mengalami beberapa kesulitan atau kendala, barulah guru memberikan bantuan.
Melakukan test individu
Setelah dipastikan setiap anggota kelompok memiliki pemahaman terhadap topik pelajaran, siswa akan diberikan beberapa test yang harus dikerjakan secara individu. Dengan kata lain, siswa dilarang untuk bekerja sama dalam menyelesaikannya.
Setiap skor test individu dalam pembelajaran STAD akan mempengaruhi penilaian terhadap kelompok. Sehingga dapat mencerminkan kesuksesan dari pelaksanaan pembelajaran kooperatif,
Evaluasi perkembangan siswa
Tahap ini sangat penting dilakukan dalam model pembelajaran STAD karena menjadi acuan dalam menentukan perkembangan apa yang dimiliki siswa setelah terlaksananya kegiatan belajar mengajar. Selain itu, dilakukannya evaluasi atau penilaian membuat siswa terpacu baik secara individu atau kelompok.
Perkembangan siswa dapat dihitung menggunakan skor awal. Adapun skor awal merupakan perwakilan dari rata-rata siswa secara keseluruhan dari menjawab kuis pada test individu sebelumnya. Adapun perhitungan dari perkembangan siswa menurut slavin dalam penerapan model pembelajaran tipe STAD dapat dilihat dibawah ini.
Nilai Test | Skor Perkembangan |
Skor dibawah lebih dari 10 | 5 |
Skor awal antara 1 sampai 10 | 10 |
10 poin diatas skor awal | 20 |
Skor awal lebih dari 10 poin | 30 |
Pekerjaan Sempurna | 30 |
Memberikan Penghargaan Kelompok
Guru telah menetapkan aturan kepada kelompok dalam mencapai penghargaan yang akan diberikan kepada kelompok siswa. Melalui reward ini diharapkan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam belajar di kelas.
Pemberian penghargaan bagi siswa sendiri adalah salah satu tanda hasil kerja keras kelompok mereka, bahwa apa yang mereka kerjakan tidak sia-sia. Ini sangat penting dalam meningkatkan aktivitas belajar dalam menuntaskan proses belajar mengajar.
Ada 3 (tiga) keuntungan yang diperoleh dengan memberikan reward kepada siswa dalam pembelajaran kooperatif STAD, yaitu:
- Setiap siswa mempunyai kesempatan dalam menerima penghargaan
- Hasil belajar siswa dapat tercapai semakin tinggi
- Reward dapat menjadi motivasi prestasi bagi siswa.
Akhir Kata
Guru dapat mencari alternatif kegiatan belajar di sekolah dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam meningkatkan aktivitas, hasil belajar, dan kemampuan berpikir secara kritis, kreatif siswa dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan di kelas.
Model pembelajaran STAD menitik beratkan pada interaksi yang dihasilkan oleh siswa selama aktivitas belajar terjadi, hasilnya dapat berupa saling memotivasi dan bekerja sama. Guru memiliki peran penting menjadi seorang fasilitator dalam mensukseskan kegiatan siswa sehingga lebih memahami konsep pelajaran.