Model Pembelajaran Kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) – Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi guru dengan siswa untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Untuk itu, perlunya persiapan guru sebelum mengajar anak didiknya. Sehingga, guru memiliki strategi dalam proses belajar mengajar, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.
Alternatif penyelesaian dapat guru lakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). Kegiatan di kelas menjadi lebih mengasikkan, sebab siswa-siswi belajar dalam bentuk tim yang bersaing seperti layaknya tournament.
TGT dapat meningkatkan dan menumbuhkan minat belajar siswa karena di dalam TGT terkandung proses permainan yang menjadikan proses pembelajaran akan lebih menyenangkan. (Baca: Model Pembelajaran TAI)
Apa itu Teams Games Tournaments (TGT) dan bagaimana cara menerapkannya pembelajaran kooperatif ini di kelas?
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif TGT (Teams Games Tournaments)
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan permainan tim dalam belajar dikembangkan oleh David De Vries dan Keath Edward (1995), siswa berperan memainkan permainan dengan anggota tim lain atau penantang untuk memperoleh poin kelompok.
Defenisi model TGT (Teams Games Tournaments) artinya model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status atau heterogen, siswa berperan sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan.
Disimpulkan bahwa, Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournaments dikenal singkatan TGT adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda untuk saling membantu dan bekerjasama baik dalam belajar kelompok maupun dalam permaianan turrnamen akademik dengan tujuan mengumpulkan poin serta dapat membangun pengetahuan secara utuh dengan rasa toleransi dan tanggung jawab yang penuh.
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif TGT Menurut Para Ahli
Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) memiliki banyak pengertian, secara tersirat defenisinya hampir sama. Untuk lebih mengetahui mengenai pembelajaran ini dapat dilihat pengertiannya menurut para ahli berikut:
Menurut Slavin (2010)
Slavin menegaskan bahwa secara umum TGT sama saja dengan Model Pembelajaran STAD kecuali 1 hal : TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai perwakilan anggota dari tim dengan anggota tim lain yang bertanding sesuai tingkatan akademin yang sama. (Baca: Model Pembelajaran NHT Menurut Para Ahli)
Menurut Prasetyaningrum (2013)
Pembelajaran cooperative learning tipe Teams Games Turnament (TGT) adalah salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, pembelajaran ini melibatkan seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan, dan Reinforcement (Penguatan).
Menurut Isjoni (2010)
Metode ini kelas dibagi atas kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5-6 siswa yang berbeda tingkat kemampuannya, jens kelamin, dan latar belakang etiknya, kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompoknya.
Menurut Rosdiani (2013)
Pembelajaran dilaksanakan dengan permainan yang di rancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT membuat siswa belajar dengan rileks yang akan menumbuhkan tanggungjawab, kerja sama, bersaing dengan sehat serta mudah diterapkan pada semua konsep.
Menurut Aris dan Huda (2013)
TGT merupakan model pembelajaran kooperatif memakai turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis, siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
Menurut Riyanto (2009)
Riyanto (2009: 270) mengatakan model TGT dipandang lebih menjanjikan suatu kondisi yang dapat sentuhan dan kebiasaan siswa untuk terampil dalam bekerjasama atau berkompetisi yaitu melalui turnamen akademik.
Fungsi turnamen akademik yaitu untuk memberikan motivasi belajar pada siswa. Di dalam melaksanakan tipe ini sebenarnya menggunakan langkah-langkah yang persis sama dengan model pembelajaran kooperatif STAD, hanya saja dilakukan modifikasi pada evaluasi yaitu dilakukan dengan menggunakan turnamen
Karakteristik Model Pembelajaran TGT
Pada dasarnya karakteristik model pembelajaran tipe TGT terangkum dalam karakteristik dari pembelajaran kooperatif, diantaranya:
- Pembelajaran secara tim, dimana tim berfungsi sebagai tempat untuk mencapai tujuan.
- Didasarkan pada manajemen kooperatif.
- Kemampuan untuk bekerja sama, keberhasilan pembelajaran kooperatif terlihat dari keberhasilan secara kelompok, setiap anggota dalam kelompok harus memiliki prinsip kerja sama dalam proses pembelajaran kooperatif.
- Keterampilan bekerja sama, pada dasarnya belajar secara kelompok diperlukan adanya kerja sama dari setiap anggota, keterampilan bekerja sama itu akan dipraktikan melalui aktivitas pembelajaran. Siswa perlu di dorong untuk bersedia dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. (Baca: Model Pembelajaran Jigsaw)
Tujuan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT
Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) memiliki tujuan yaitu:
- Meningkatkan hasil belajar
- Meningkatkan daya ingat
- Membuat siswa terbiasa menggunakan penalaran tingkat tinggi
- Mendorong tumbuhnya motifasi instrinsik peserta didik
- Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen
- Mendidik sikap anak terhadap guru yang positif
- Meningkatkan sikap positif terhadap guru
- Meningkatkan karakter siswa seperti: harga diri anak, prilaku sosial yang positif, dan keterampilan hidup gotong royong. (Baca: Pendidikan Karakter)
Langkah-langkah Menerapkan Teams Game Turnament (TGT)
Agar kegiatan pembelajaran TGT dapat terlaksana dengan baik. Anda dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut, sehingga elemen pembelajaran kooperatif dapat tercapai:
Langkah Pertama: penyajian kelas (Class)
Bahan ajar model pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) dimulai dengan persentasi kelas dengan menggunakan pengajaran langsung oleh guru dengan menggunakan metode ceramah, persentasi bisa juga menggunakan audio-visual atau menggunakan filem/rekaman video atau bisa juga dengan kegiatan penemuan kelompok.
Guru menyampaikan materi kepada siswa, tidak hanya itu guru menyampaikan tujuan, tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, serta memberikan motivasi
Langkah Kedua: Belajar kelompok (Team)
Sebelum pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) dimulai. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 5-6 orang secara heterogen.
Alasan dibentuk secara heterogen agar memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran.
Siswa dalam kelompok berdiskusi dengan menggunakan Lembar Diskusi Siswa (LDS), sehingga terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab
Langkah Ketiga: Permainan (Games)
Permainan TGT bertujuan untuk mengetahui apakah semua anggota tim telah menguasai materi yang telah diberikan oleh guru atau belum. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok yang telah dilaksanakan.
Pertanyaan dalam games disusun dan dirancang dari materi yang relevan dengan materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok.
Tiap kelompok mendapat kesempatan untuk memilih kartu bernomor yang tersedia. Apabila tiap anggota dalam suatu kelompok tidak bisa menjawab maka soal tersebut dilempar ke kelompok lain. Kelompok yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar, akan mendapat skor
Langkah Keempat: Pertandingan (Tournament)
Turnament dalam TGT adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasannya berlangsung pada akhir minggu atau akhir pembelajaran setelah guru memberikan presentasi di kelas dan siswa telah berakhir mengerjakan lembar kelompok pada lembar kegiatan yang diberi guru.
Langkah Kelima: Penghargaaan kelompok (Team Rekognition)
Pemberian penghargaan kelompok TGT (Teams Games Tournaments) dilakukan dengan cara menghitung skor rata-rata kelompok. Untuk memilih rata-rata skor kelompok tersebut dilakukan dengan cara menjumlah skor yang di peroleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok.
Penentuan skor yang diperoleh kelompok masing-masing berdasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh. Penghargaan kelompok bisa berupa hadiah berupa benda atau makanan, bisa juga dengan nilai tugas
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran cooperatif learning tipe (TGT)
Model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu:
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
- Didalam kelas siswa memiliki kemampuan interaksi yang bebas dan mengemukakan pendapat Meningkatkan jiwa sosial pada peserta didik
- Meningkatkan kerjasama verbal dan non verbal
- Rasa percaya diri siswa menjadi meningkat
- Prilaku mengganggu siswa lain berkurang
- Motivasi siswa lebih mendalam dan hasil belajar siswa lebih meningkat
- Menamakan budi pekerti toleransi antar siswa dan guru
Kekurangan model pembelajaran tipe TGT
- Sering terjadi dalam proses belajar mengajar (KBM) tidak semua
- Siswa menyumbangkan pendapatnya
- Kurangnnya waktu pembelajaran
- Kemungkinan terjadi kegaduhan
- Siswa terbiasa belajar dengan adannya hadiah
- Bagi guru sulitnya pengelompokan peserta didik yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis.
Kelemahan ini dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh peserta didik cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
Akhir Kata
Model Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran karena dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar informasi, tidak hanya informasi dari guru.
Dalam pembelajaran TGT memiliki beberapa langkah yaitu: persiapan, penyajian kelas, belajar kelompok, permainan (games), tournament, penghargaan kelompok, dan kesimpulan