Setelah membaca postingan ini, kamu akan tahu apasih Metode Ilmiah beserta langkah – langkahnya dan Keselamatan Kerja di Laboratorium serta menyajikan hasil rancangan dan percobaan ilmiah dari masalah kontekstual
Dalam mempelajari suatu fenomena, kejadian, sifat, dan perumusan suatu kesimpulan, perlu kamu terapkan suatu kerja ilmiah yang berlandaskan pada fakta – fakta yang sebenarnya.
Kerja ilmiah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dan menjawab suatu persoalan terkait dengan segala sesuatu yang dapat kamu pelajai dan lakukan dengan menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah
Metode Ilmiah
Ilmu kimia menjawab banyak permasalahan berlandaskan eksperimen dan penalaran akal sehat. Melakukan eksperimen harus sistematis dan logis. Oleh karena itu, perlu suatu metode standar dalam pelaksanaannya. Maka digunakanlah metode ilmiah.
Metode ilmiah adalah metode sains yang menggunakan langkah-langkah ilmiah dan rasional untuk mengungkapkan suatu permasalahan yang muncul dalam pemikiran kita. Langkah awal suatu penelitian adalah melakukan perencanaan.
Perencanaan ini sangat penting untuk keberhasilan suatu eksperimen. Oleh karena itu, rancanglah suatu rencana penelitian secara runut dan mendetail.
Langkah-langkah metode ilmiah apakah yang harus kamu lakukan dalam merencanakan suatu penelitian ilmiah?
Langkah- langkah metode ilmiah
Yang harus kalian lakukan adalah sebagai berikut:
Merumuskan Masalah
Memulai penelitian dengan merumuskan suatu masalah. Kamu tahu nggak apa yang dimaksud dengan “masalah”? Dalam kajian ilmiah, masalah memiliki arti sebagai sesuatu yang harus kamu teliti untuk memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan.
Merumuskan masalah harus dalam bentuk pertanyaan ilmiah yang bersifat terbuka yang memungkinkan adanya jawaban yang beragam. Rumusan pertanyaan ini perlu kamu cari jawabannya melalui eksperimen.
Menemukan Hipotesis
Setelah berhasil merumuskan, kamu bisa mengajukan jawaban sementara atas pertanyaan, yang bernama lain hipotesis. Hipotesis itu harus logis dan terdiri berdasarkan fakta.
Menetapkan Variabel Penelitian
Variabel percobaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Ada tiga jenis variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat/bergantung dan variabel tetap.
Variabel bebas adalah variabel yang sengaja mengubahnya untuk melihat, apakah ada pengaruhnya terhadap hasil percobaan.
Variabel terikat adalah variabel yang diukur atau diamati sebagai hasil percobaan.
Sedangkan variabel tetap adalah variabel yang tidak diubah
Menetapkan Prosedur Kerja
Prosedur kerja merupakan langkah-langkah kerja yang terperinci dan runtut. Urutan langkah kerja ini dibuat ringkas namun dapat menggambarkan secara tepat pekerjaan yang harus dilakukan.
Data tersebut akan memudahkan pelaksanaannya, langkah kerja sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram alir.
Mengumpulkan Data
Setiap gejala yang terjadi dalam percobaan harus dicatat saat itu juga. Dengan begitu, teman-teman dapat memperoleh data yang lebih akurat.
Selanjutnya, kalian perlu mengorganisasi untuk memudahkan dalam menganalisis dan mengumpulkan hasil percobaan. Oleh karena itu, teman-teman perlu menyiapkan tabel data pengamatan sebelum melakukan percobaan.
Mengolah dan Menganalisis Data
Tabel dan grafik merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk menyusun dan menganalisis data. Tabel dan grafik ini menampilkan bagaimana variabel terikat berubah sebagai respon terhadap perubahan variabel bebas.
Analisis data juga dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer untuk pengolahan data.
Membuat Kesimpulan
Hasil analisis data menghasilkan suatu pola atau kecenderungan. Pola ini dapat dijadikan landasan untuk menarik sebuah kesimpulan.
Kesimpulan adalah suatu pernyataan yang merangkum apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan penelitian. Dalam menyusun suatu kesimpulan, kalian harus memutuskan apakah data yang dikumpulkan mendukung hipotesis atau tidak.
Selain itu, kalian juga harus mengulang suatu penelitian beberapa kali sebelum dapat menarik suatu kesimpulan.
Mengkomunikasikan Hasil Penelitian
Mengapa harus mengkomunikasikan penelitian? Sosialisasi hasil penelitian penting dilakukan agar hasil penelitian kamu diketahui pihak lain.
Bagaimanakah cara mengomunikasikan suatu hasil penelitian? Suatu hasil penelitian dapat dikomunikasikan melalui dua cara, yaitu tertulis dan lisan.
Untuk lebih memahami mengenai metode ilmiah, baca dan fahamilah uraian singkat mengenai metode ilmiah di bawah ini dengan cermat !
Pada sekitar tahun 1958 terjadi masalah (kasus) wabah penyakit di Kota Minamata Jepang, dimana ratusan orang mati akibat penyakit yang aneh dengan gejala kelumpuhan saraf. Mengetahui hal tersebut maka para ahli kesehatan menemukan masalah yang harus segera diamati dan dicari penyebabnya.
Melalui pengamatan yang mendalam dari data sosial budaya (kebiasaan pola makan) dan data klinis dapat ditarik suatu hipotesis bahwa penyakit minamata disebabkan oleh logam berat (air raksa).
Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, maka dilakukan eksperimen. Setelah dilakukan eksperimen maka diperolehlah data yang selanjutnya data tersebut dianalisis dan diolah.
Dari hasil analisa data diperoleh kesimpulan bahwa air laut dan ikan‐ikan diteluk Minamata banyak mengandung logam berat. Demikian juga orang‐ orang yang terkena penyakit aneh tersebut semuanya mempunyai kadar air raksa yang tinggi di dalam tubuhnya.
Kemudian menyusun suatu teori bahwa penyakit tersebut diakibatkan oleh keracunan logam merkuri akibat adanya ikan yang mengandung logam berat (air raksa)
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap ilmiah mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku.
Adapun beberapa sikap ilmiah terdiri dari:
- Sikap ingin tahu menerapkannya dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Apa saja unsur-unsurnya? Bagaimana kalau menggantinya dengan komponen yang lain? Dan seterusnya.
- Kritis terealisasi dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang kamu perkirakan dalam mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
- Terbuka, melakukannya dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.
- Objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi.
- Rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai karya yang orisinal milik pengarangnya.
- Berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya.
- Sikap menjangkau ke depan membuktikannya dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan jauh. Selain itu juga harus mampu membuat hipotesis dan membuktikannya dan bahkan mampu menyusun suatu teori baru.
Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia adalah tempat atau ruangan yang didalamnya terdapat alat – alat dan bahan – bahan kimia beraneka ragam yang digunakan untuk melakukan eksprimen dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja.
Karena penggunaan bahan – bahan alat –alat dan bahan – bahan kimia tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.
Berikut akan diuraikan hal – hal yang berkaitan dengan Laboratorium kimia.
Bahan Kimia
Didalam Laboratorium kimia tentunya banyak bahan – bahan yang dipergunakan untuk melakukan percobaan. Bahan – bahan tersebut tentunya memiliki sifat yang berbeda-beda antara yang satu dengan yanglain.
Ada yang mudah menguap,ada yang mudah terbakar,ada yang bersifat korosif, dan lain – lain. Untuk itu kalian perlu mengetahui simbol- simbol dari bahan – bahan tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak kamu inginkan.
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan: huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya). Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya.
Explosive (bersifat mudah meledak)

Kode: E
Keterangan:
Ledakan akan terpicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Lepasnya energi tinggi dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Menentukan resiko ledakan dengan metode yang sesuai dalam Law for Explosive Substances.
Contoh:
Asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Contoh yang lain KClO3, NH4NO3, (NO2)3CH3
Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)

Kode: F
Keterangan:
Menandai bahan-bahan dan formulasi dengan notasi bahaya. EXTREMELY FLAMMABLE merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 00C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C).
Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Contoh:
Bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)
Flammable (mudah terbakar)

Kode: R
Keterangan:
Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala/terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api
Contoh:
Bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin, dietil eter (C2H5OC2H5), karbon disulfide (CS2), asetilena (C2H2).
Toxic (beracun)

Kode: T
Keterangan:
Notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian. Pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Contoh:
Solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik). karbon tetraklorida (CCl4), Hidrogen sulfida (H2S), Benzena (C6H6)
Corrosive (korosif)
Kode: C

Keterangan:
Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Contoh:
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).
Nature Polluting Bahan berbahaya bagi lingkungan
Kode: N

Keterangan:
Bahan dan formulasi dengan notasi DANGEROUS FOR ENVIRONMENT adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi.
Contoh:
Bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin, serta AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2
Alat – alat Laboratorium
Peralatan yang ada di laboratorium berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Adapun jenis dari laboratorium ada beberapa macam yaitu, laboratorium dalam bidang kimia, biokimia, kesehatan, patologi, teknologi, mikrobiologi dan masih banyak yang lainnya.
Agar lebih jelas mengenai Alat-alat Laboratorium beserta fungsinya masing-masing, cermati ulasan singkat di bawah ini.
Erlenmeyer

Kegunaan: Sebagai wadah untuk membuat serta mencampur larutan tertentu
Gelas Kimia (Beaker Glass)

Kegunaan: untuk mencegah kontaminasi berbahaya akibat cairan kimia.
Pipet Tetes

Kegunaan: sebagai pemindah cairan dalam jumlah yang kecil. Sesuai dengan namanya, pipet jenis ini hanya bisa memindahkan cairan dalam bentuk tetesan saja.
Gelas Ukur

Kegunaan: untuk menakar cairan tertentu secara tepat dan akurat. Alat ini biasanya kamu gunakan bersamaan dengan pipet jenis tetes agar mengambil volume cairan bisa dengan tepat.
Rak dan Tabung Reaksi

Kegunaan: untuk mereaksikan zat –zat Rak Tabung Reaksi: sebagai tempat tabung reaksi
Pipet Volume

Kegunaan: untuk mengambil atau memindahkan cairan dengan volume yang sudah kamu tentukan.
Labu Ukur

Kegunaan: untuk membuat dan mengencerkan larutan
Pelat Tetes

Kegunaan: sebagai penguji keasaman suatu larutan atau mereaksikan larutan . Plat tetes terbuat dari bahan porselen dan umumnya tersedia dalam jumlan 6, 12 dan 16 lubang tetes.
Batang Pengaduk

Kegunaan: membantu mencampurkan zat yang akan kamu larutkan
Mortar dan Alu

Kegunaan: untuk menggerus/menghaluskan zat yang masih berupa padat atau kristal
Pembakar Spiritus

Kegunaan: memanasi larutan atau membakar zat proses percobaan kimia
Buret

Kegunaan: untuk titrasi dengan presisi tinggi, atau bisa juga untuk mengukur volume suatu larutan
Kaki Tiga

Kegunaan: sebagai penahan kawat kasa dan penyangga ketika proses pemanasan.
Penjepit

Kegunaan: untuk menjepit tabung reaksi saat proses pemanasan. Atau bisa juga kamu pakai untuk mengambil kertas saring dan benda-benda lab lain saat kondisi alat tersebut panas.
Manajemen Laboratorium
Manajemen adalah proses dalam mencapai suatu sasaran dengan penggunaan sumber daya secara efektif. Sedangkan pengertian manajemen laboratorium adalah pelaksanaan dalam pengadministrasian, perawatan, penanganan, perencanaan untuk pengembangan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan.
Kegiatan manajemen laboratorium mencakup: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan. Hali ini bertujuan untuk mengatur dan memelihara alat dan bahan yang terdapat dalam Laboratorium dan menunjang keamanan dan keselamatan kerja.
Keamanan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja di laboratorium adalah usaha pencegahan agar kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak teringinkan maka perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Sedapat mungkin menggunakan laboratorium yang lengkap dan standar, yaitu laboratorium yang memiliki fasilitas seperti lemari asam, penyemprot mata. Ketika mata terkena bahan kimia, shower untuk menyemprot tubuh tatkala tubuh terkena bahan kimia, dll.
- Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat. Jangan menambah air ke asam atau basa pekat, tetapi kerjakan sebaliknya (asam tambahkan ke air melalui dinding labu).
- Jika mengambil bahan gas berbahaya, kerjakan di lemari asam dan gunakan sarung tangan pelindung.
- Bahan-bahan kimia yang telah kamu ambil tidak boleh mengembalikannya ke dalam botol penyimpanan.
- Menangani limbah laboratorium dengan benar.
- Jika bahan kimia beracun atau uap telah memenuhi ruangan maka laboratorium harus melakukan proses evakuasi.
- Menetralkan zat kimia yang tertuang pada lantai dan meja praktikum.
- Beberapa pelarut, misalnya eter dan hidrokarbon, dapat membentuk peroksida yang eskplosif secara spontan waktu penyimpanannya.
- Menggunakan baju laboratorium dengan lengan panjang dan terkancing sehingga dapat melindungi diri dan mencegah konstaminasi pada baju sehari-hari.
- Berhati-hati jika bekerja dengan asam kuat, reagen korosif, serta reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.
- Gunakan kacamata pengaman (goggle)
- Bagi yang menggunakan lensa kontak, berhati-hatilah agar tidak ada bahan kimia yang masuk ke mata.
- Gunakan sarung tangan seperlunya.
- Saat membaca tinggi larutan pada buret atau gelas ukur, posisi mata harus sejajar dengan permukaan cairan dalam buret atau gelas ukur.
- Tidak boleh mencium bau zat kimia langsung dengan hidung, tetapi kibaskan gas dengan tangan sampai bau tercium.
- Jangan makan dan minum di laboratorium.
- Jangan menggunakan bahan kimia yang tidak jelas labelnya.
Merancang dan Melaporkan Percobaan
Percobaan merupakan usaha sistematis yang sengaja dibuat dan diatur oleh seorang peneliti untuk memperoleh petunjuk yang valid dan reliabel (terpercaya).
Pembelajaran ilmu kimia tidak dapat terpisahkan dari percobaan, sebelum melakukan percobaan maka perlu membuat rancangan percobaan.
Hal-hal yang harus ada dalam rancangan percobaan adalah : tujuan percobaan, pemilihan alat dan bahan, menetapkan variabel, menentukan langkah kerja, dan hasil pengamatan.
Ayoo kita berlatih membuat rancangan percobaan!
Dalam kehidupan sehari – hari senyawa asam dan basa banyak kamu jumpai. Mulai dari makanan, minuman, produk rumah tangga , tubuh manusia dan hewan, hingga suku cadang kendaraan bermotor.
Secara umum asam adalah suatu zat yang mempunyai rasa masam, bersifat korosif terhadap logam, dan dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Sementara itu, basa adalah zat yang mempunyai rasa pahit, bersifat kaustik, dan dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Untuk mengetahui sifat asam atau basa dari suatu zat yang aman untuk kamu konsumsi, seperti jeruk dan pare kita dapat mencicipinya.
Namun, bagaimana jika bahan atau zat tersebut bersifat racun atau berbahaya jika tertelan.
Bagaimana cara mengidentifikasi sifat asam atau basa bahan tersebut?
Buatlah sebuah rancangan percobaan mengenai kandungan sifat asam atau basa suatu zat yang Anda temukan di lingkungan tempat tinggal Anda.
Ajukan rancangan penelitian mengenai cara mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat. Setelah itu, lakukan penelitian sesuai hasil rancangan Anda. Selanjutnya sajikan hasil
- Rancangan Percobaan
- Tujuan percobaan
- Alat dan bahan
- Variabel percobaan (bebas, terkontrol, dan terikat)
- Langkah-langkah percobaan
- Membuat desain hasil pengamatan
- Laporan Percobaan
Setelah menyusun rancangan percobaan maka lakukanlah kegiatan praktikum sesuai dengan rancangan percobaan yang Anda buat!
Simpulan
- Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu kamu caricari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Langkah-Langkah Metode Ilmiah adalah:
- Merumuskan masalah.
- Merumuskan hipotesis.
- Mengumpulkan data.
- Menguji hipotesis.
- Merumuskan kesimpulan.
- Merumuskan Masalah
- Dalam bekerja di Laboratorium kita harus memperhatikan/mengutamakan keamanan dan keselamatan kerja karena di laboratorium banyak terdapat berbagai jenis bahan/barang dan alat – alat berbahaya.
Penugasan Mandiri
Pecobaan:
Seorang guru melakukan sebuah demonstrasi unik di depan kelas. Beliau menyiapkan dua lembar kertas dengan ukuran dan jenis yang sama, membuat salah satu lembaran kertas menjadi bola kertas padat.
Sementara membiarkan tetap lembar kertas yang lainnya. Membakar kedua kertas tersebut dengan menggunakan pembakar yang sama. Selanjutnya guru tersebut mengukur waktu yang perlu untuk membakar kertas
Pertanyaan:
Berdasarkan percobaan tersebut, tentukan Variabel bebas, terikat dan tetap (terkontrol) !
Penilaian Diri
Setelah kamu memahami tentang Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja di Laboratorium, berikut diberikan tabel pertanyaan untuk mengukur keberhasilan kalian terhadap penguasaan materi ini.
Tabel Penilaian Diri
Bila dalam menjawab pertanyaan di bawah masih terdapat jawaban “Tidak“, maka segera lakukan pengulangan pembelajaran, terutama pada bagian yang masih terdapat jawaban “Tidak“.
No | Pertanyaan | Ya | Tidak |
1 | Dapatkah kalian menjelaskan metode ilmiah serta langkah – langkahnya ? | ||
2 | Dapatkah kalian membedakan bahan – bahan kimia yang berbahaya dan tidak berbahaya di Laboratorium ? | ||
3 | Dapatkah kalian menjelaskan kegunaan beberapa alat – alat di laboratorium kimia ? | ||
4 | Dapatkah kalian menjelaskan keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium ? | ||
5 | Dapatkah kalian merancang dan melakukan percobaan ilmiah |