Klem dan Statif adalah: Bagian, Jenis, Fungsi, Cara Menggunakan

24 Min Read

Peralatan klem dan statif adalah teman yang tak terpisahkan bagi para peneliti, siswa, atau mahasiswa saat melakukan percobaan laboratorium. Dalam proses penelitian atau eksperimen, kedua peralatan ini sangat membantu dan memudahkan Anda dalam melakukan manipulasi dan pengukuran pada benda-benda kecil seperti tabung reaksi, gelas ukur, atau pipet.

Dalam penggunaannya, klem dapat menghindari risiko bahaya dan memberikan keamanan bagi anda saat melakukan eksperimen. Dengan mekanisme pengunci yang kuat, benda yang terjepit di klem dapat dijaga dengan aman dan terhindar dari risiko lepas.

Sedangkan statif berfungsi sebagai penyangga untuk klem atau peralatan lainnya, dengan mekanisme pengatur tinggi dan sudut yang dapat memudahkan Anda dalam menempatkan klem pada ketinggian yang tepat dan dalam posisi yang stabil.

Klem dan statif memang menjadi peralatan yang sangat penting dan tak bisa kita abaikan dalam dunia penelitian dan eksperimen. Oleh karena itu, mengenal dan menggunakan klem dan statif dengan baik dan benar merupakan hal yang sangat penting bagi Anda yang berkecimpung di bidang sains.

Jadi tanpa klem dan statif, eksperimen di laboratorium akan menjadi lebih sulit dan berbahaya bagi kita. Oleh karena itu, pastikan Anda menggunakan klem dan statif dengan baik dan mematuhi aturan keselamatan dan protokol keamanan di laboratorium.

KLEM

Apakah Anda pernah melihat klem di laboratorium dan bertanya-tanya apa sebenarnya fungsi dan jenis-jenis klem yang ada? Klem merupakan salah satu peralatan laboratorium. Klem terdiri dari beberapa bagian yang saling melengkapi, dan setiap bagian memiliki fungsi yang berbeda.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tentang pengertian klem, bagian-bagian klem, fungsi klem, dan jenis-jenis klem yang sering digunakan di laboratorium. Bagian pertama dari artikel ini akan membahas pengertian klem, bagian-bagian klem, dan fungsi klem. Kemudian, bagian kedua akan membahas jenis-jenis klem yang sering digunakan di laboratorium. 

Dalam pembahasan ini, anda dapat memahami lebih baik tentang klem dan manfaatnya dalam kegiatan laboratorium. So, let’s get started!

Pengertian Klem

Dalam bukunya, Practical Skills in Chemistry, John Dean menjelaskan bahwa klem laboratorium adalah alat yang digunakan untuk menahan benda atau wadah di tempat yang diinginkan. Klem ini biasanya digunakan untuk menahan tabung reaksi, buret, atau labu erlenmeyer.

Dalam situs fishersci.at menjelaskan bahwa klem laboratorium terbuat dari berbagai jenis logam, seperti baja tahan karat, seng berlapis nikel, kuningan berlapis, atau paduan aluminium, untuk meningkatkan ketahanan terhadap bahan kimia, panas, dan korosi. Beberapa komponen seperti sekrup penyetel mungkin terbuat dari plastik, dan garpu juga dapat melapisi atau menutupnya dengan gabus, plastik, serat kaca, atau karet untuk pegangan yang lebih baik dengan kerusakan atau kerusakan minimal.

Dalam kegiatan laboratorium, klem sangatlah penting untuk menjaga objek atau peralatan tetap aman dan stabil. Dengan berbagai macam jenis dan bentuk yang tersedia, klem laboratorium dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang berbeda-beda, dan merupakan salah satu peralatan laboratorium yang harus ada dalam setiap kegiatan laboratorium.

Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa klem adalah alat yang terdiri dari pegangan dan dua atau lebih rahang yang bisa diatur untuk menahan objek atau bahan dengan kuat. Alat ini sangat berguna dalam kegiatan laboratorium untuk mengikat atau memegang berbagai macam benda dan bahan dengan aman.

Bagian-bagian klem

Bagian-bagian klem laboratorium terdiri dari:

1. Jepitan (Jaws)

Bagian ini terdiri dari dua pincang yang berfungsi untuk menggenggam atau memegang benda yang akan diikat. Pincang dapat berupa jepitan lurus atau jepitan bengkok yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Pegangan (Handle)

Pegangan berfungsi sebagai alat untuk membuka dan menutup klem laboratorium. Bagian ini biasanya berada di ujung jepitan dan dapat digerakkan dengan mudah untuk membuka atau menutup jepitan.

3. Pegas (Spring)

Pegas berfungsi sebagai pengait antara jepitan dan pegangan. Bagian ini membuat jepitan dapat terbuka dengan sendirinya ketika pegangan dilepaskan.

4. Penjepit (Holder)

Penjepit berfungsi untuk menggantung atau mengait klem laboratorium ke statif atau penyangga lainnya. Bagian ini terletak di bagian atas klem laboratorium dan biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan jepitan.

5. Sekrup Pengencang (Screw)

Sekrup pengencang berfungsi sebagai alat untuk mengatur kekuatan atau kekencangan jepitan saat menggenggam benda. Bagian ini dapat disesuaikan dengan ukuran dan bentuk benda yang akan diikat.

Jenis-jenis klem

Alat laboratorium ini mempunyai banyak jenis yang bisa anda ketahui. Namun setiap jenis klem mempunyai fungsi yang berbeda pula. Berikut adalah 10 jenis klem laboratorium yang sering digunakan.

1. Klem buret

Sangat berguna ketika memegang buret dalam pengukuran volume larutan dalam titrasi. Klem ini khusus untuk menahan buret dengan erat tanpa merusaknya.

2. Klem 3 jari

Bermanfaat untuk memegang tabung reaksi, buret, dan pipet. Klem ini memiliki tiga jari atau pegangan yang dapat melakukan penyesuaian dengan ukuran alat yang akan anda gunakan.

3.Klem buret universal

Adalah versi yang lebih kompleks dari klem buret standar. Klem ini dapat berguna untuk menahan buret dalam posisi horizontal dan vertikal.

4. Klem bunsen

Berguna untuk memegang tabung uji atau tabung reaksi saat dipanaskan di atas api bunsen. Klem ini terbuat dari bahan tahan panas sehingga tidak mudah rusak.

5. Klem pengaduk magnetik

Klem pengaduk magnetik adalah klem yang berguna untuk menahan stir bar atau magnetik stirrer saat anda pakai dalam pengadukan larutan atau campuran reaksi.

6. Klem pengaman buret

Alat yang berguna untuk memastikan buret tidak tergelincir atau jatuh saat digunakan dalam pengukuran volume larutan dalam titrasi. Oleh karena itu, klem ini sangat penting untuk memastikan akurasi pengukuran.

7. Klem dupleks

Merupakan jenis klem ini, bisa anda pakai untuk memegang dua tabung uji sekaligus. Klem ini biasanya berfungsi saat melakukan reaksi kimia yang memerlukan dua tabung uji.

8. Klem tabung vakum

Bermanfaat untuk memegang tabung vakum dalam proses filtrasi. Klem ini dapat anda sesuaikan untuk memegang tabung vakum dengan berbagai ukuran.

9. Klem kertas

Kegunaannya untuk memegang kertas saring saat melakukan filtrasi. Klem ini, khusus untuk menghindari kerusakan pada kertas saring saat proses filtrasi berlangsung.

10. Klem penyedot vakum

Ialah jenis klem yang berfungsi untuk menahan selang penyedot vakum selama proses filtrasi. Klem ini dapat menyesuaikan dengan ukuran selang yang anda gunakan.

Fungsi klem

Anda pasti setuju bahwa klem laboratorium adalah salah satu alat yang paling berguna dalam kegiatan laboratorium. Klem tidak hanya membantu memudahkan penggunaan alat laboratorium, tetapi juga menjaga keamanan pengguna saat melakukan eksperimen. (Baca Juga: Langkah-langkah menentukan metode ilmiah percobaan)

Tentu saja, untuk menggunakan klem dengan benar, pengguna harus memilih klem yang sesuai dengan jenis benda yang akan digenggam dan memperhatikan ukuran klem laboratorium agar sesuai dengan ukuran benda yang akan dijepit. Tetapi dengan menggunakan klem yang tepat, Anda dapat dengan mudah memegang atau menggantung benda-benda kecil tanpa harus menyentuhnya langsung dengan tangan.

Selain itu, klem juga dapat membantu mencegah kontaminasi dan meminimalkan risiko kecelakaan yang mungkin terjadi. Dengan mengurangi getaran dan goyangan pada benda yang sedang dipanaskan atau didinginkan, klem menjaga stabilitas benda yang digenggam, memastikan keamanan pengguna serta keberhasilan percobaan.

Anda mungkin berpikir bahwa menggunakan klem akan memperlambat proses eksperimen, tetapi sebenarnya sebaliknya. Dalam kegiatan laboratorium, seringkali terdapat banyak benda-benda yang harus dipegang dan dipindahkan, seperti tabung reaksi, buret, dan pipet. Ketika menggunakan klem, Anda bisa dengan mudah memindahkan benda-benda tersebut tanpa harus menggunakan tangan, sehingga mempercepat proses kerja dan menghemat waktu.

Jadi, sebagai pengguna klem laboratorium, sangat penting untuk memahami fungsi dan cara penggunaannya dengan benar untuk memastikan keberhasilan percobaan dan keamanan pengguna. Dengan menggunakan klem laboratorium yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, kegiatan laboratorium dapat terjadi dengan lebih efektif dan efisien. Jangan ragu untuk menggunakan klem laboratorium dalam eksperimen Anda berikutnya!

STATIF

Salah satu peralatan penting dalam laboratorium yang digunakan sebagai penyangga. Statif terdiri dari beberapa bagian yang saling terkait, seperti tiang utama, klem, dan alas penyangga. 

Meskipun ukurannya kecil, namun peran statif dalam eksperimen sangatlah penting. Setiap bagian dari statif memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. Selanjutnya, kita akan mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian, bagian-bagian, jenis-jenis, dan fungsi dari statif secara detail.

Pengertian Statif

Statif adalah sebuah perangkat yang sering berguna dalam laboratorium untuk menyangga atau menopang alat-alat selama proses eksperimen atau penelitian. Statif terdiri dari beberapa bagian yang saling terhubung, seperti tiang utama, alas, dan klem atau pegangan yang dapat mengatur tinggi rendahnya.

Menurut buku Laboratory Techniques in Organic Chemistry karya Jerry R. Mohrig, statif adalah perangkat yang berfungsi untuk menyangga dan menopang peralatan laboratorium agar tidak terjatuh atau merusak meja kerja. Statif terdiri dari sebuah tiang utama yang dapat diatur tinggi rendahnya dan klem atau pegangan yang dapat diatur posisinya. Statif laboratorium sangat penting dalam proses penelitian atau eksperimen karena dapat meningkatkan keamanan dan stabilitas peralatan laboratorium.

Bagian-bagian Statif

Statif laboratorium terdiri dari beberapa bagian yang harus anda pahami sebagai peneliti dan praktisi laboratorium agar bisa digunakan secara efektif. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa bagian penting dari statif laboratorium.

1. Batang statif 

Bagian terbesar dari statif. Batang statif terbuat dari bahan logam yang kuat dan memiliki lubang-lubang yang memungkinkan penggunaan klem atau tangkai dalam berbagai ukuran. Batang ini juga memiliki lubang pada ujungnya untuk memasang tangan pengatur yang dapat anda putar untuk mengatur posisi ketinggian dan sudut dari benda.

2. Kaki statif

Berfungsi untuk menopang batang statif agar tetap stabil saat percobaan. Kaki statif terbuat dari bahan logam atau plastik dan bisa memiliki roda yang memungkinkan mobilitas yang mudah. Kaki statif juga mempunyai karet atau bahan lain yang dapat menahan getaran agar tidak mempengaruhi hasil percobaan.

3. Klem statif

Berguna untuk menahan benda yang akan anda analisis. Klem ini biasanya terbuat dari bahan logam dan bisa menahan benda dengan kuat agar tidak jatuh. Klem statif juga memiliki pegangan yang memungkinkan pengguna untuk mengatur posisi ketinggian dan sudut dari benda.

4. Tangkai statif

Merupakan bagian yang penting dalam statif laboratorium. Bagian ini terbuat dari bahan logam dan bisa memasangnya pada batang statif. Tangkai statif memiliki kegunaan untuk menahan peralatan laboratorium seperti tabung reaksi, kaca arloji, dan lain sebagainya. Tangkai statif juga memiliki pegangan yang dapat anda putar untuk mengatur posisi ketinggian dan sudut dari peralatan tersebut.

5. Bosshead

Tangan pengatur atau bosshead terletak pada ujung batang statif. Sedangkan fungsinya sangat unik yaitu untuk mengatur posisi ketinggian dan sudut dari benda yang telah klem kunci. Bosshead biasanya terbuat dari bahan logam dan memiliki pegangan yang memudahkan pengguna dalam mengatur posisi benda.

Jenis-jenis Statif

Statif ini berfungsi untuk menopang peralatan yang selama dalam eksperimen atau analisis. Ada berbagai jenis statif laboratorium yang dapat berguna sesuai kebutuhan.

Berikut adalah 10 jenis statif laboratorium:

1. Statif Tunggal

Adalah jenis statif laboratorium yang paling umum digunakan. Statif ini terdiri dari satu tiang tunggal lengkap dengan klem dan rak untuk menopang peralatan laboratorium seperti tabung reaksi, erlenmeyer, buret, pipet, dan lain sebagainya.

2. Statif Ganda

Memiliki dua tiang yang terletak sejajar dan terhubung dengan batang penyangga pada bagian atasnya. Statif ini biasanya berfungsi untuk menopang peralatan yang lebih berat atau lebih banyak jumlahnya.

3. Statif Tiga Tiang

Memiliki tiga tiang yang dihubungkan oleh batang penyangga di bagian atasnya. Statif ini lebih stabil dan kuat dibandingkan dengan statif tunggal atau ganda. Sehingga sangat cocok untuk menopang peralatan yang lebih berat atau eksperimen yang membutuhkan stabilitas tinggi.

4. Statif Sentrifugal

Fungsi untuk menopang tabung sentrifugasi. Statif ini punya klem khusus yang bisa menahan tabung sentrifugasi saat mengoperasikannya dengan kecepatan tinggi.

5. Statif Buret

Kegunaan khusus untuk menopang buret. Statif ini dilengkapi dengan klem yang dapat diatur tinggi rendahnya untuk memudahkan pengisian dan pengambilan larutan dari buret.

6. Statif Pipet

Berguna untuk menopang pipet. Statif ini dilengkapi dengan klem pipet yang dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan kebutuhan.

7. Statif Termometer

Berfungsi untuk menopang termometer. Alat ini memiliki klem khusus untuk menahan termometer saat pengukuran suhu berlangsung.

8. Statif Penjepit

Nama lainnya adalah clamp stand, berfungsi untuk menopang peralatan laboratorium yang membutuhkan penjepitan seperti buret, pipet, dan termometer. Statif ini mempunyai klem penjepit yang dapat mengatur tinggi rendahnya.

9. Statif Magnetik

Kegunaan untuk menopang pengaduk magnetik. Statif ini dilengkapi dengan klem khusus yang dapat menahan pengaduk magnetik saat dioperasikan.

10. Statif Evaporasi

Fungsi untuk menopang evaporating dish saat proses evaporasi dilakukan. Statif ini memiliki klem khusus yang dapat menahan evaporating dish pada posisi yang tepat.

Fungsi Statif

Jika Anda ingin melakukan percobaan di laboratorium, maka pasti membutuhkan peralatan laboratorium yang lengkap dan dapat membantu dalam kegiatan penelitian. Salah satu peralatan yang sangat penting dan membantu adalah statif laboratorium.

Statif memiliki berbagai macam fungsi yang sangat penting dan membantu dalam kegiatan laboratorium Anda. Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai penyangga peralatan laboratorium seperti tabung reaksi, buret, dan pipet. Dengan adanya statif laboratorium, Anda dapat memasang berbagai macam peralatan laboratorium dengan mudah dan aman, sehingga memudahkan Anda dalam melakukan pengukuran dan percobaan.

Selain itu, statif bisa menjaga kestabilan alat laboratorium yang sedang anda gunakan. Dalam proses pengukuran atau percobaan, kestabilan alat laboratorium sangat penting untuk mendapatkan hasil yang akurat. Dalam hal ini, statif dapat membantu menjaga kestabilan alat tersebut sehingga hasil yang Anda peroleh lebih akurat.

Fungsi lain dari statif adalah untuk mengurangi risiko kerusakan pada alat laboratorium. Saat melakukan pengukuran atau percobaan, kita seringkali menempatkan alat laboratorium di atas meja atau tempat yang kurang stabil, yang dapat meningkatkan risiko kerusakan pada alat tersebut. Dalam hal ini, statif laboratorium dapat mengurangi risiko kerusakan alat laboratorium tersebut dengan menyangga alat tersebut pada posisi yang stabil.

Terakhir, adanya statif membantu menjaga kebersihan dan keteraturan di dalam laboratorium. Dengan menempatkan alat laboratorium pada posisi yang tepat. Maka anda bisa dengan mudah mencapai alat tersebut dan memastikan bahwa alat tersebut terjaga kebersihannya. Sehingga membantu dalam mengatur alat laboratorium sehingga laboratorium tetap terorganisir dan lebih mudah memakainya.

Dalam melakukan kegiatan laboratorium, keamanan dan keberhasilan percobaan adalah hal yang sangat penting. Dengan menggunakan statif laboratorium yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, kegiatan laboratorium dapat terlaksana dengan lebih efektif dan efisien, serta membantu memastikan keamanan dan keberhasilan percobaan.

Cara Menggunakan Statif dan Klem di Laboratorium dengan Baik dan Benar

Anda telah tahu bahwa klem berfungsi untuk menggantung benda percobaan. Sedangkan statif memiliki fungsi untuk menopang klem dan benda percobaan tersebut. Penggunaan klem dan statif yang baik dan benar sangat anda perlukan. Sehingga percobaan berjalan dengan aman dan hasil yang akurat. Berikut ini adalah cara menggunakan klem dan statif di laboratorium dengan baik dan benar.

Pertama, pastikan bahwa statif dan klem dalam kondisi baik dan tidak rusak. Periksa kembali baut pengikat pada statif dan klem serta pastikan bahwa semua komponen terpasang dengan baik. Jangan memakai alat yang rusak karena dapat membahayakan keselamatan dan akurasi hasil pengukuran.

Kedua, tempatkan statif pada permukaan datar dan stabil. Pastikan statif tidak bergerak atau bergoyang selama penggunaan. Setelah itu, letakkan klem pada statif dan pastikan klem terpasang dengan kuat pada statif. Sebelum menggantung benda percobaan, pastikan klem sudah berada di posisi yang tepat dan stabil.

Ketiga, pasang benda percobaan pada klem dengan baik dan benar. Pastikan benda percobaan terpasang dengan kuat pada klem sehingga tidak mudah lepas saat anda gantung. Jangan memasang benda percobaan yang terlalu berat atau terlalu panjang sehingga mengganggu keseimbangan klem dan statif.

Keempat, setelah benda percobaan terpasang pada klem, pastikan kembali keseimbangan klem dan statif. Pastikan posisi benda percobaan sudah sesuai dengan tujuan percobaan dan tidak akan mengganggu proses pengukuran atau pengamatan.

Kelima, pastikan kembali keselamatan selama penggunaan klem dan statif. Pastikan semua pengunci terkunci dengan baik dan tidak ada yang terlewat. Selalu perhatikan posisi tubuh saat menggunakan klem dan statif, jangan berdiri terlalu dekat dengan benda percobaan.

Dalam penggunaan klem dan statif di laboratorium, keselamatan dan ketepatan hasil pengukuran harus menjadi prioritas utama. Selalu perhatikan dan patuhi aturan keselamatan saat menggunakan alat-alat laboratorium. Dengan penggunaan yang baik dan benar, klem dan statif dapat membantu Anda untuk menjalankan percobaan dengan aman dan hasil pengukuran yang akurat.

Cara Merawat Klem dan Statif

Klem dan statif merupakan alat yang sangat penting dalam aktivitas laboratorium. Fungsi klem adalah untuk menggantungkan atau memegang sampel, sedangkan statif berguna untuk menopang klem atau alat lainnya.

Namun, seperti halnya alat lainnya, klem dan statif juga perlu merawatnya dengan baik untuk memastikan keamanan dan ketepatan penggunaannya. Berikut adalah beberapa tips untuk merawat klem dan statif laboratorium.

Membersihkan klem dan statif setelah digunakan

Setelah anda gunakan, pastikan klem dan statif telah anda bersihkan dari sisa-sisa bahan kimia atau debu yang menempel. Namun, ketika membersihkan gunakanlah lap basah atau cairan pembersih kimia sesuai jenis klem dan statif.

Menjaga kebersihan dan kering

Klem dan statif perlu menyimpannya pada tempat yang kering dan bersih untuk mencegah tumbuhnya jamur atau karat pada permukaan besi. Sebaiknya, perlu menyimpan klem dan statif dengan menggunakan rak yang khusus untuk peralatan laboratorium, atau menyimpannya dalam lemari yang tertutup.

Melumasi engsel dari klem dan statif dengan pelumas

Bagian-bagian yang bergerak pada klem dan statif, seperti baut dan engsel, perlu memberinya pelumas. Sehingga peralatan tidak mengalami kerusakan dan akan mudah anda gunakan kembali.

Memeriksa klem dan statif secara berkala

Pemeriksaan berkala perlu melakukannya untuk memastikan bahwa klem dan statif masih dalam keadaan baik dan tidak rusak. Jika terdapat bagian yang aus atau rusak, segera ganti dengan yang baru agar keamanan dan kenyamanan penggunaan terjamin.

Menyimpan klem dan statif di tempat yang benar

Klem dan statif perlu anda simpan dengan benar agar tidak mudah rusak dan tahan lama. Sebaiknya klem dan statif tersimpan terpisah dari peralatan laboratorium lainnya. Kemudian anda bisa menyimpannya pada tempat yang aman dan mudah anda jangkau.

Semoga dengan merawat klem dan statif di laboratorium dengan baik dan benar. Maka peralatan ini akan lebih awet dan dapat anda gunakan dengan aman dan nyaman. Selain itu, perawatan yang rutin juga dapat menghindari terjadinya kerusakan pada klem dan statif. Sehingga tidak mengganggu kelancaran proses percobaan di laboratorium.

Akhir Kata

Statif dan klem adalah alat penting di laboratorium, terutama dalam eksperimen fisika, kimia, dan biologi. Statif berfungsi sebagai penopang benda percobaan yang diletakkan di atasnya. Sementara klem berguna untuk menggantung atau menahan benda percobaan tersebut. Keduanya sangat berguna dalam menjaga keamanan dan kestabilan selama eksperimen berlangsung.

Penggunaan statif dan klem di laboratorium sangat penting untuk menjaga keamanan dan kestabilan benda percobaan. Jadi tanpa alat ini, benda percobaan bisa jatuh atau terguncang selama eksperimen, mengakibatkan bahaya bagi orang yang berada di sekitarnya. Selain itu, penggunaan statif dan klem juga memudahkan pengamatan terhadap benda percobaan yang sedang anda teliti.

Untuk menghindari kecelakaan saat menggunakan statif dan klem, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan. Misalnya memilih ukuran dan jenis statif yang sesuai dengan berat benda percobaan, memasang klem dengan benar dan kuat pada benda percobaan, dan memastikan bahwa semua komponen statif dan klem dalam kondisi baik. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti aturan keselamatan dan protokol keamanan dalam laboratorium, untuk mencegah kecelakaan yang tidak kita inginkan terjadi.

Daftar Pustaka

Ademola, J. A., & Adeoye, M. O. (2017). Laboratory Apparatus and their Uses. In Basic Science for Senior Secondary Schools. Springer, Singapore.

Dean, John. (2001). Practical Skills in Chemistry. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.

Junaidi, R., & Sulistyowati, D. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Berbantuan Alat Peraga Laboratorium Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 7(2), 67-74.

Mohrig, Jerry R. Laboratory Techniques in Organic Chemistry. New York: W. H. Freeman and Company, 1990.

Nugroho, A., Wijayanti, R. D., & Agustin, E. (2019). Panduan praktikum kimia analitik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Setiawan, A., Nurjanah, & Maulina, D. (2020). Panduan praktikum fisika dasar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Share This Article
By
Follow:
Nuel Bs hanya seorang guru SD di medan. Seekor domba berbulu serigala, suka menghabiskan waktu di depan laptop, menikmati kopi pahit, sambil membaca novel wuxia, dan berbagi ilmu dengan kamu para serigala sejati.
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *