Konvervasi Flora dan Fauna Indonesia – Apa sih itu konvervasi? Merupakan upaya pelestarian flora dan fauna dengan menjaga dan melindungi lingkungan, tetapi masih memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh.
Dengan menjaga keberadaan masing-masing komponen komponen lingkungan sekitar sehingga dapat memperoleh manfaat untuk masa depan. Konservasi mempunyai sebutan lain, seperti: pelestarian dan perlindungan alami.
Mari baca penjelasan 8 upaya yang dapat pemerintah terapkan dalam konservasi flora dan fauna di Indonesia:
1. Kawasan Suaka Alam
Kriteria untuk menentukan fungsi sumber daya alam (KSA) sesuai dalam PP nomor 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelstarian Alam (KPA).
Suaka Alam adalah area karakteristik lahan dan perairan tertentu yang memiliki fungsi dasar sebagai bidang pelestarian keanekaragaman tanaman dan hewan dan ekosistemnya berfungsi sebagai sistem penyangga hidup.
Suaka Alam terbagi menjadi 2, yaitu
- Area Cagar Alam (CA)
- Suaka Margasatwa (SM).
Dua kategori area tersebut sangat pemerintah lindungi dalam upaya konversasi flora dan fauna Indonesia. Sehingga tidak boleh ada gangguan manusia dalam proses yang terjadi pada daerah tersebut. Daerah ini hanya untuk kebutuhan sains dan pendidikan.
2. Konservasi Flora dan Fauna dengan “Taman Nasional“
Taman Nasional adalah kawasan konservasi alam memiliki ekosistem asli flora dan fauna. Pengelolaannya dengan sistem zonasi yang bermanfaat untuk penelitian, sains, pendidikan, budaya dukungan, pariwisata dan rekreasi. Kriteria suatu daerah dapat dinamai dan ditunjuk sebagai zona taman nasional meliputi:
- Memiliki sumber daya alam alami dan unik dan alami yang masih unik dan gejala alami;
- Memiliki satu atau lebih ekosistem yang selalu utuh;
- Mempunyai lebar luas untuk memastikan kelangsungan proses ekologis secara alami; dan
- Terbagi menjadi zona pusat, area penggunaan, zona hutan dan / atau area lain sesuai kebutuhan.
Kegunaan Taman Nasional
Taman nasional dapat berguna untuk:
- Penelitian dan pengembangan ilmiah; Misalnya: tempat penelitian, percobaan, pengamatan fenomena alam.
- Pendidikan dan peningkatan konservasi konservasi alam; Misalnya: bidang praktik di tanah, berkemah, ikatan, ekowisata.
- Penyerapan penyimpanan dan / atau karbon, penggunaan air dan air, panas dan angin dan pariwisata alam; Misalnya: penggunaan air untuk kemasan air industri, atraksi alam, pembangkit listrik (microhidro / picrohidro).
- Penggunaan tanaman dan fauna; Misalnya: menusuk, buaya, anggrek, obat-obatan.
- Penggunaan sumber plasma nuthah untuk mendukung budaya; Misalnya: kebun benih, biji, biji.
- Penggunaan tradisional. Penggunaan tradisional mungkin dalam bentuk koleksi produk hutan non-kayu, budidaya tradisional dan perburuan tradisional terbatas pada tipe yang tidak terlindungi.
Taman Hutan Raya
Taman Hutan Raya adalah kawasan konservasi alami untuk tujuan upaya pelestarian flora dan fauna. Yaitu tipe alami atau non-alami, asli, berguna untuk kepentingan publik sebagai tujuan penelitian, sains dan pendidikan. Juga sebagai tanaman pendukung
Budaya, budaya, pariwisata dan waktu luang. Area taman hutan raya telah pemerintah kelola. Pengelolaan Taman Hutan Raya dilakukan oleh Kementerian Kehutanan sebagai upaya konservasi keanekaragaman hayati dan keberadaan hewan.
Selain itu, pemerintah mengelola taman hutan raya memerlukan rencana manajemen yang persiapannya berdasarkan studi aspek ekologis, teknis, ekonomi dan sosiokultural.
Taman Wisata Alam merupakan Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Taman Wisata Alam adalah kawasan konservasi alam yang gunanya untuk objek wisata dan rekreasi alam. Oleh karena itu, upaya konservasi atau pelestarian menggunakan berbagai sumber daya alam potensial dan ekosistem flora dan fauna, baik dalam bentuk alami atau kombinasi hasil buatan manusia.
Di Indonesia, banyak taman wisata alam telah terjadi. Dari Aceh ke Papua. Misalnya: Gamping Mountain di Yogyakarta, Pulau Weh di Aceh, Sungai Liku di Kalimantan Barat, dan banyak lagi.
Konservasi Flora dan Fauna dengan Cagar Alam
Cagar Alam adalah tanah atau tanah atau hutan yang berguna sebagai kawasan konservasi. Daerah ini sangat bermanfaat untuk melindungi dan menumbuhkan flora dan fauna yang hampir punah.
Pembangunan Cagar Alam sesuai dengan habitat asli flora dan fauna yang akan mau dikonservasi. Jadi, pembangunan cagar alam tergolong dalam metode insitu. Metode Insitu adalah metode pelestarian yang dilakukan di alam.
Sebagai kawasan perlindungan dan pelestarian Sumber Daya Alam (SDA) Hayati. Cagar alam juga digunakan untuk dunia sains. Ketika para ilmuwan dapat belajar dan menumbuhkan jenis fauna dan flora langka. Intinya, Cagar Alam bertujuan sebagai area konvervasi flora dan fauna. Bukan untuk kegiatan komersial atau rekreasi.
Syarat Membuat Cagar Alam
Ekosistem dapat menjadi cagar alam jika Anda memenuhi persyaratan berikut:
- Memiliki ekosistem yang unik
- Ada berbagai jenis flora dan fauna
- Ekosistem belum serius atau hancur
- Ekosistem selalu alami
- Mempunyai Luas yang tercukupi
Indonesia sendiri sebagai negara yang diterapkan dua benua dan dua lautan, memiliki banyak jenis fauna dan flora. Beberapa jenis fauna dan flora di Indonesia dianggap jarang atau punah.
Oleh karena itu, Indonesia sendiri memiliki banyak cadangan alam yang tersebar di seluruh Indonesia. Total terdapat 237 Cagar Alam Indonesia, total area mencapai 4.730.704 hektar.
Contoh Cagar ALam Di Indonesia
Beberapa contoh cagar alam di Indonesia adalah:
- Bukit itu gelap, Kalimantan Barat. Salah satu pohon yang dilindungi adalah Meranti, Anglek dan Beraris.
- Arjuni, Jawa Oriental. Menjaga hutan Alpina dan FIR.
- Krakatau, Sunda Stroit. Melindungi berbagai jenis jamur dan kuku.
- Refresia, Bengkulu. Melindungi bunga Raflesia
- Taman Laut, Maluku. Melindungi terumbu karang.
- Sibolangit, Sumatera Utara. Menjaga bunga lebah dan bunga bangkai
- Padang Luwai, Kalimantan Timur. Protege berwarna hitam marah.
Suaka Margasatwa
Hewan Marga Satwa adalah lahan, tanah atau hutan untuk melindungi hewan dalam bahaya. Pelestarian fauna dalam area ini, menggunakan habitat buatan dan juga asli. Sehingga sangat cocok untuk wilayah konservasi.
Suaka Margasatwa berbeda dengan Cagar Alam. Pada Suaka Margasatwa lebih mengkhususkan pada melestarikan berbagai fauna yang hampir punah. Selain daripada itu, tempat perlindungan ini bertujuan untuk pengembangan Sains atau Ilmu Pengetahuan.
Penggunaan sains untuk dapat mempelajari pola perilaku hewan juga untuk memperluas laju kelahiran hewan langka. Suaka Margasatwa bukan termasuk tempat wisata atau yang berhubungan dengan kegiatan komersial.
- Baca Juga: Batas Wilayah Darat dan Laut Indonesia
Syarat Ekosistem Suaka Margasatwa
Suatu tempat dapat menjadi Suaka Margasatwa, jika mempunyai keadaan ekosistem sebagai berikut:
- Ada hewan langka.
- Sebagai tempat reproduksi hewan langka.
- Keanekaragaman Hatai masih tinggi
- Masih ada tempat untuk bermigrasi untuk hewan.
- Memiliki cukup luas lahan ekosistem
- Tempat belum mengalami kerusakan alam yang parah
Contoh Suaka Margasatwa di Indonesia
Negara Indonesia merupakan kawasan yang punya berbagai jenis keragaman flora dan fauna. Ada hewan yang hampir punah, jadi layak untuk melindunginya. Terdapat 75 jenis Suaka Margasatwa Indonesia, yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu: 71 tipe untuk Suaka Margasatwa di daratan. Sedangkan 4 lainnya untuk suaka yang ada pada perairan atau laut.
Jadi, ada total 75 Suaka Margasatwa yang Indonesia punya, dalam upaya konservasi dan pelestarian Fauna seperti tipe daratan, yang bisa terbang, dan hidup didalam air.
Beberapa contoh Suaka Margasatwa di Indonesia meliputi:
- Buruman, Sumatera Utara. Melindungi gajah dan harimau Sumatra.
- Danau Pulau Besar, Riau. Lindungi ikan Arowana.
- Dangsu, Riau. Melindungi Macan, Beruang Madu, Rusa dan Burung.
- Bukit Batu, Riau. Melindungi orangutan, tapir, dan harimau.
- Pulau Bawean, Jawa Timur. Lindungi rusa.
- Meru Betiri, Jawa Timur. Melindungi kura-kura hijau, perenang kura-kura, rusa dan sapi jantan.
- Puting Tanjung, Kalimantan Central. Melindungi monyet dari hidung panjang dan orangutan.
- Lore Lindu, Sulawesi Tenggara. Melindungi AOA, rusa dan babi hutan.
7. Konservasi Flora dan Fauna Melalui Cagar Biosfer
Program Man and Biosphere pertama kali terjebak pada tahun 1971. Kemudian, pada tahun 1976, jaringan cagar biosfer diikuti oleh banyak negara. Setelah mempertahankan KTT Bumi dan implementasi Konvensi.
Cagar biosfer adalah area ekosistem yang keberadaannya diakui oleh dunia internasional sebagai bagian dari Program Man and Biosphee Badan Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan. Keberadaan cagar biosfer yang berguna untuk mencapai keseimbangan konservasi antara pelestarian keanekaragaman hayati flora dan fauna, pembangunan ekonomi dan budaya.
- Baca Juga: Letak Geografis Indonesia
8. Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna Indonesia, serta pemanfaatannya secara lestari sumber daya alam dan ekosistemnya.
Dari pengertian di atas dapat dilihat betapa pentingnya alam untuk dijaga dan dipelihara. Menurut Undang-undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.
Keragaman hayati yang dikandung laut seperti terumbu karang, seagrasses (tumbuhan yang ada dalam laut), hutan mangrove, seaweed (rumput laut), dan lainnya merupakan kekayaan yang harus dijaga kelestariannya. Kemudian, kegiatan-kegiatan pengelolaan kawasan hutan misalnya, yang mencakup dalam kegiatan konservasi alam. Seperti:
- Kegiatan pemancangan batas
- Pemeliharaan batas
- Mempertahankan luas dan fungsi
- Pengendalian kebakaran
- Reboisasi dalam rangka rehabilitasi lahan kritis pada kawasan hutan
- Pemanfaatan jasa lingkungan
Wah, terimakasih untuk ilmunya. Saya baru sadar bahwa saya adalah serigala, terimakasih. 😌🤗