Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan Apa itu Perdagangan internasional, seperti: Teori Merkantilisme, Teori Keunggulan Absolut Adam Smith, Teori Keunggulan Komparatif David Ricardo, dan Teori Permintaan Timbal Balik Stuart Mill.
Berikut adalah penjelasannya:
Teori Perdagangan Internasional Merkantilisme
Merkantilisme merupakan sebuah kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial. Serta pandangan tentang politik kemakmuran sebuah negara yang bertujuan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan.
Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad ke-16. Dengan menggunakan pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor melebihi jumlah impor.
- Baca Juga: Pengertian Perdagangan Internasional
Prinsip Teori Merkantilisme
- Membatasi impor dan meningkatkan ekspor
- Mengusahakan neraca perdagangan aktif
- Memperluas daerah jajahan
- Monopoli perdagangan
- Mencari logam mulia sebanyak-banyaknya
2 Ide Pokok Kebijakan Merkantilis dalam Sektor Perdagangan Luar Negeri
- Setiap politik perdagangan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka perlu meningkatkan ekspor dan membatasi impor.
- Pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan negara tersebut. Hal ini karena tujuan utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.
Perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri. Titik berat kaum merkantilisme memfokuskan untuk memperbesar ekspor daripada impor, serta kelebihan ekspor dapat terbayar dengan logam mulia.
Kebijakan merkantilis lainnya adalah kebijakan dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan memperoleh daerah-daerah jajahan untuk memasarkan hasil industri. Pelopor Teori Merkantilisme antara lain Jean Baptiste Colbert, Sir Josiah Child, Von Hornich, Jean Bodin dan Thomas Mun.
Perdagangan internasional Menurut Teori Keunggulan Mutlak/ Absolute Advantage (Adam Smith)
Adapun beberapa ide-ide terkait Perdagangan internasional menurut teori keunggulan mutlak adalah sebagai berikut:
- Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, sebuah negara dapat mengkhususkan pada produksi barang yang mempunyai keuntungan. Sebuah Negara akan mengimpor barang- barang yang seandainya mereka produksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan. Sehingga keunggulan mutlak akan negara peroleh dengan mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
- Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dengan adanya pembagian kerja dalam menghasilkan sejenis barang. Suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah daripada negara lain. Sehingga dalam mengadakan perdagangan internasional negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
Keuntungan mutlak mempunyai arti sebagai keuntungan yang nyata dalam banyaknya jam/hari kerja yang perlu untuk menciptakan barang-barang produksi.
Sebuah negara akan mengekspor barang tertentu karena bisa menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang lebih murah. Dengan kata lain, negara tersebut mempunyai keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi jika sebuah negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang mereka hasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Teori Keunggulan Komparatif/Comparative Advantage (David Ricardo)
David Ricardo merupakan penemu Teori Keunggulan Komparatif. Dia menjelaskan mengenai Perdagangan internasional, bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kekurangan, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang bisa dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi sebuah barang.
Jadi, motif melaksanakan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang. Namun menurut David Ricardo sekalipun sebuah negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional.
Apabila Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
- Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak sebuah negara mempunyai faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih unggul dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut juga lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat melakukan hubungan perdagangan /pertukaran internasional.