Pendidikan karakter bukan hanya sekadar memberikan pengertian atau definisi-definisi tentang yang baik atau yang buruk, melainkan sebagai upaya mengubah sifat, watak, kepribadian dan keadaan batin manusia sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap luhur dan terpuji.
Melalui pendidikan karakter diharapkan dapat dilahirkan manusia yang memiliki kebebasan menentukan pilihannya, tanpa paksaan dan penuh tanggung jawab, yaitu manusia-manusia yang merdeka, dinamis, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab, baik terhadap Tuhan, manusia, masyarakat, maupun dirinya sendiri.
Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah segala usaha ataupun tindakan yang guru terapkan untuk mempengaruhi perubahan karakter peserta didik menjadi lebih baik. Akan tetapi lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang baik dan salah.
Arti pendidikan karakter merupakan nilai-nilai yang menyeluruh atau universal tepatnya pada perilaku peserta didik yang meliputi seluruh aktivitas siswa dikelas, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, maupun sesama manusia.
Defenisi pendidikan karakter diartikan sebagai tindakan untuk membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah.
Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter memiliki arti yang sangat luas, sehingga setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda-beda dalam mengartikannya. Oleh sebab itu, untuk lebih paham defenisi dari pendidikan karakter dapat dilihat menurut para ahli berikut:
Menurut H. Horne
H. horne mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses yang terjadi terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi makhluk manusia telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti terhubung langsung dengan alam dalam hal intelektual, emosional, dan kemanusiaan.
Menurut Harnby dan Parnwell
Karakter adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral, kekuatan moral, nama atau reputasi. Dalam definisi lain karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Ciri khas tersebut adalah “asli” dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu.
Fathurrohman, dkk (2013)
Menurut Fathurrohman, bahwa pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari karakter bangsa sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Wibowo, A dan Gunawan (2015)
Menurut Wibowo dan Gunawan, pendidikan karakter merupakan sikap alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifatnya jiwa manusia, mulai dari angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga.
Cara berfikir dan dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behavior), motivasi (motovation), dan keterampilan (skill).
Watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian, seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak.
Suyadi (2013)
Pengertian pendidikan karakter menurut Suyadi adalah usaha dan terencana dalam proses bimbingan yang memiliki nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas manusia
Nilai-Nilai Terkandung dalam Pendidikan Karakter
Pendidikan mampu membentuk karakteristik seseorang, ada beberapa macam nilai-nilai pendidikan karakter diantaranya:
- Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianutnya.
- Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antar pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan melakukan yang benar)
- Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara adar dan terbuka.
- Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.
- Kerja Keras, yakni perilaku yang menunjukan upaya secar sungguhsungguh dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, maupun pekerjaan.
- Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah. Sehingga selalu menemukan cara-cara baru.
- Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelaesaikan suatu tugas maupun permasalahan.
- Demokratis, yakni sikap dan cara berfikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dan orang lain.
- Rasa Ingin Tahu, yakni cara berfikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat , didengar, dipelajari secara lebih mendalam.
- Semangat Kebangsaan, yakni sikap dan tindakan yeng menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.
- Cinta Tanah Air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahaa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.
- Menghargai Prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.
- Komunikatif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.
- Cinta Damai, sukap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dorinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.
- Gemar Membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.
- Peduli Lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
- Peduli Sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.
- Tanggung Jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun agama.
Dari berbagai macam nilai-nilai karakter maka dapat dinyatakan bahwa, pada dasarnya jika nilai-nilai karakter tersebut dilaksanakan secara konsekuen, sabar, melalui proses yang benar, berkesinambungan, dan tentu saja didukung semua pihak maka pendidikan karakter akan berhasil.
Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki beberapa fungsi yang sangat mempengarui perubahan kedewasaan dalam jati diri peserta didik. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut:
- Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi perilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter dan karakter bangsa.
- Perbaikan pendidikan nasional dalam menanggung jawabi pengembangan potensi generasi muda bermartabat.
- Penyaring: untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri dan karakter bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan karakter bangsa.
Dapat disimpulkan bahwa, fungsi pendidikan karakter yaitu mengembangkan potensi dari peserta didik dan mampu bertanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa, sehingga menjadi manusia yang berguna bagi siapapun.
Cara Menerapkan Pendidikan Karakter
Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan nilai karakter, membangun kepedulian akan nilai, dan menginternalisasi nilai atau karakter melalui tahapan pembelajaran ini, misalnya:
- Guru datang tepat waktu, nilai yang ditanamkan: disiplin
- Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta didik ketika memasuki ruang kelas, nilai yang ditanamkan: santun, ramah, peduli.
- Berdoa sebelum belajar, nilai yang ditanamkan: religius.
- Mendoakan peserta didik yang tidak hadir karena sakit, nilai yang ditanamkan: religius, peduli.
- Mengecek kehadiran peserta didik, nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin.
Dari berbagai cara untuk mengenalkan nilai karakter dapat dinyatakan bahwa, semua nilai karakter itu sangat penting untuk menunjang perkembangan peserta didik.
Terutama pada lingkungan pendidikan, bahwa guru harus memberikan contoh/tauladan bagi siswa maupun yang lain. Melalui hal yang kecil tetapi hasil yang kita petik pun besar dan berarti.