No Result
View All Result
  • Login
  • Register
No Result
View All Result

Home » DEFENISI » Flexing: Apa Perlu Melakukan Tren Baru ini di Media Sosial?

Flexing: Apa Perlu Melakukan Tren Baru ini di Media Sosial?

Nuel Bs by Nuel Bs
in blog, DEFENISI
Reading Time: 9 mins read

Siapa yang tidak pernah melihat postingan di media sosial yang menampilkan kekayaan, pencapaian, atau gaya hidup mewah seseorang? Seiring berjalannya waktu, tren ini semakin populer dan dikenal dengan istilah “flexing”. 

Saat ini, media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia modern. Banyak orang dari segala usia menggunakan media sosial untuk terhubung dengan orang lain, berbagi momen, dan mengungkapkan diri. 

Namun, dengan kemajuan teknologi dan kemudahan akses media sosial, tren-tren baru muncul dan menarik perhatian banyak orang. Salah satu tren terbaru di media sosial adalah flexing, di mana orang-orang memamerkan kekayaan, prestasi, dan kemewahan mereka di platform media sosial.

Flexing menjadi tren yang sangat populer di kalangan kaum milenial dan generasi Z. Sehingga banyak orang, terutama generasi tua, merasa bingung dengan fenomena ini. 

Flexing menjadi populer di media sosial karena platform ini memungkinkan orang untuk berbagi momen-momen istimewa mereka dengan mudah. Selain itu, dengan semakin banyaknya pengguna media sosial, orang merasa perlu untuk menonjolkan diri mereka agar dikenal oleh orang lain.

Oleh karena itu, dalam artikel ini, kita akan membahas tentang flexing, termasuk definisi, alasan, manfaat, kerugian, bagaimana media sosial, dan bagaimana menyeimbangkan flexing dan autentisitas.

Apa itu Flexing?

Flexing adalah tindakan memamerkan kekayaan, kemewahan, dan prestasi seseorang di media sosial. Flexing bertujuan untuk menunjukkan kepada orang lain tentang kekayaan, status sosial, dan prestasi yang dimiliki. 

RelatedPosts

Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia

Pengayaan adalah: Pengertian, Jenis, Strategi, Manfaat, & Contoh

Realisme: Pengertian, Sejarah Aliran Seni, Tokoh, Ciri, Contoh

Migrasi Penduduk Adalah: Pengertian, Jenis, & Faktor Penyebab

Dampak Negatif Urbanisasi dan Positif serta Contoh di Indonesia

Seseorang melakukan tindakan flexing dalam berbagai bentuk, seperti memamerkan kendaraan mewah, tempat-tempat yang eksotis, barang-barang mewah, makanan yang mahal, dan prestasi akademis atau profesional.

Namun menurut Rahardjo (2009) dalam kutipan jurnal oleh Nur khayati dkk, bahwa Perilaku atau tindakan flexing biasanya berkebalikan dengan orang yang memang kaya secara sungguhan. Orang kaya sungguhan tidak ingin dirinya menjadi pusat dari perhatian. Ada pepatah pula yang berkata “ proverty screams, but wealth whispers” artinya kemiskinan menjerit, tetapi kekayaan berbisik.

Namun, perlu diingat bahwa flexing bukanlah bentuk self-promotion yang sehat. Sebaliknya, tindakan ini dapat menimbulkan efek psikologis yang tidak sehat pada individu dan lingkungan sekitar.

Seseorang yang gemar menyombongkan diri seringkali merasa bahwa dengan memamerkan kekayaan, kemewahan, dan prestasi mereka, maka akan membuat mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.

Namun, kenyataannya, hal ini hanya memberikan kepuasan sementara dan tidak dapat memperbaiki masalah psikologis yang mendasar.

Alasan Orang Melakukan Flexing

Mengapa orang melakukan flexing? Ada berbagai alasan mengapa seseorang melakukannya. Salah satu alasan yang paling umum adalah keinginan untuk meningkatkan harga diri, memperoleh pengakuan dari orang lain, dan memperkuat identitas sosial. Namun bisa menimbulkan konsekuensi psikologis yang tidak sehat, seperti kecemasan dan depresi.

Seseorang yang gemar pamer biasanya memiliki motivasi untuk meningkatkan harga diri. Mereka merasa bahwa dengan memamerkan kekayaan, kemewahan, dan prestasi mereka, maka akan membuat mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Mereka berharap mendapat pengakuan dan pujian dari orang lain yang dapat memperkuat identitas sosial mereka.

Namun, kenyataannya, hal ini hanya memberikan kepuasan yang sementara dan tidak dapat memperbaiki masalah psikologis yang mendasar. Seseorang yang terobsesi dengan flexing mungkin merasa tidak puas dengan hidup mereka dan mencari kepuasan dalam hal-hal material.

Jadi dapat menyebabkan mereka merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri dan cenderung mencari pengakuan dari orang lain, bukan dari dalam diri mereka sendiri. Selain itu, flexing juga dapat menimbulkan kecemasan dan depresi. Selanjutnya mungkin merasa tertekan untuk terus mempertahankan gaya hidup mewah mereka.

Mereka mungkin merasa tidak bisa mempertahankan standar hidup mereka jika tidak terus memamerkan kekayaan dan prestasi mereka di media sosial. Hal ini dapat mengakibatkan tekanan dan kecemasan yang berlebihan, yang pada akhirnya dapat mengganggu kesehatan mental mereka.

Manfaat dan Kerugian Flexing

Manfaat dari flexing adalah terutama untuk meningkatkan harga diri dan merasa lebih baik tentang diri sendiri. Flexing juga dapat memberikan rasa kebanggaan dan prestise, terutama telah memamerkan prestasi yang luar biasa. 

Selain itu, bisa meningkatkan popularitas dan pengaruh seseorang di media sosial, yang dapat bermanfaat bagi mereka yang ingin membangun merek pribadi atau usaha mereka.

Namun, tindakan ini akan memberikan kerugian yang signifikan. Salah satu kerugian utamanya adalah bahwa hal ini dapat menyebabkan seseorang terjebak dalam gaya hidup yang mahal dan boros.

Seseorang yang terobsesi dengan flexing seringkali merasa terdorong untuk membeli barang-barang mewah dan mengunjungi tempat-tempat eksotis untuk mempertahankan citra mereka di media sosial. Hal ini dapat menyebabkan stres keuangan dan bahkan masalah keuangan yang serius.

Selain itu, flexing juga dapat membuat seseorang menjadi lebih terpaku pada citra mereka di media sosial daripada kehidupan nyata mereka. Bagi anda yang selalu melakukan tindakan ini, pasti akan menghabiskan waktu dan uang yang berlebihan untuk mempertahankan citra mereka di media sosial. Namun melupakan kehidupan nyata mereka yang sebenarnya.

Maka dapat menyebabkan mereka merasa tidak puas dengan kehidupan mereka dan mengalami depresi dan kecemasan.

Di sisi lain, kerugian dari flexing adalah bisa menyebabkan perasaan cemburu dan iri hati di antara teman-teman atau pengikut di media sosial.

Contoh hasil positif dari flexing:

  • Meningkatkan harga diri dan percaya diri
  • Meningkatkan popularitas dan pengaruh di media sosial
  • Membangun merek pribadi atau usaha

Contoh hasil negatif dari flexing:

  • Stres keuangan dan masalah keuangan yang serius
  • Terpaku pada citra di media sosial daripada kehidupan nyata
  • Depresi dan kecemasan akibat tekanan untuk mempertahankan citra di media sosial

Sebagai contoh positif, seseorang yang memposting tentang pencapaian akademiknya mungkin menginspirasi orang lain untuk lebih giat belajar. Namun, contoh negatif bisa meliputi seseorang yang terobsesi dengan menunjukkan gaya hidup mewahnya. Maka akhirnya membuat mereka menghabiskan lebih banyak uang daripada yang mereka mampu.

Pengaruh Media Sosial

Media sosial memainkan peran penting dalam mempengaruhi budaya flexing. Media sosial memungkinkan orang untuk membagikan momen dalam hidup mereka dengan mudah dan cepat. Sehingga menciptakan tekanan untuk mempertahankan citra yang sempurna di media sosial.

Orang-orang seringkali merasa terdorong untuk memamerkan kekayaan, kemewahan, dan prestasi mereka di media sosial untuk memperoleh pengakuan dan pujian dari orang lain. (Baca Lainnya: Apa itu Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Digital?)

Selain itu, peran influencer dan selebriti juga sangat penting dalam membentuk budaya flexing di media sosial. Banyak influencer dan selebriti yang memamerkan kekayaan dan gaya hidup mewah mereka di media sosial, Maka akan mempengaruhi pengikut mereka untuk melakukan hal yang sama. 

Sehingga memperoleh tekanan besar pada pengikut untuk mempertahankan citra yang sempurna di media sosial. Bahkan jika itu berarti menghabiskan uang yang banyak atau merasa tidak puas dengan hidup mereka.

Flexing dalam Dunia Nyata

Flexing tidak hanya terjadi di media sosial, tetapi juga dapat terjadi dalam konteks yang berbeda, seperti di tempat kerja atau dalam hubungan pribadi. 

Dalam konteks tempat kerja, flexing dapat terjadi ketika seseorang mencoba untuk menunjukkan prestasi dan kemampuan mereka kepada rekan kerja atau atasan. Seseorang yang terobsesi dengan tindakan ini di tempat kerja mungkin mencoba untuk menonjolkan prestasi mereka. Meskipun itu tidak relevan atau tidak diperlukan dalam pekerjaan mereka.

Dalam konteks hubungan pribadi, flexing dapat terjadi ketika seseorang mencoba untuk menunjukkan kekayaan atau kemewahan mereka kepada pasangan atau teman-teman mereka. Ketika melakukan tindakan ini dalam hubungan pribadi mungkin menghabiskan uang yang banyak untuk memberikan hadiah. Bahkan mengunjungi tempat-tempat mewah, dengan harapan dapat mempertahankan hubungan mereka.

Namun, flexing dalam konteks ini dapat memiliki konsekuensi potensial yang serius. Dalam konteks tempat kerja, flexing dapat memicu persaingan yang tidak sehat dan dapat mengganggu kerjasama dan kemitraan yang efektif. Dalam konteks hubungan pribadi, flexing dapat menyebabkan stres keuangan dan menimbulkan tekanan pada hubungan.

Flexing dalam Dunia Pendidikan: Dampak Negatif pada Anak dan Remaja

Tindakan flexing, yaitu memamerkan kekayaan, kemewahan, atau prestasi di media sosial, telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan masyarakat, termasuk di kalangan anak dan remaja. Namun, tindakan flexing dalam dunia pendidikan dapat membawa dampak negatif pada anak dan remaja.

Salah satu dampak negatif dari tindakan flexing dalam dunia pendidikan adalah meningkatnya tekanan akademik pada anak dan remaja. Anak dan remaja mungkin merasa terdorong untuk menunjukkan prestasi akademik mereka dan membandingkannya dengan teman-teman mereka. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan, serta memengaruhi kesehatan mental mereka.

Selain itu, tindakan flexing juga dapat menyebabkan anak dan remaja menjadi terobsesi dengan citra yang mereka buat di media sosial. Mereka mungkin merasa perlu untuk menunjukkan kekayaan atau kemewahan mereka untuk mendapatkan pengakuan dari teman-teman mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka mengalami masalah keuangan dan merusak hubungan sosial mereka.

Tindakan flexing juga dapat memicu kesenjangan sosial di antara anak dan remaja. Anak dan remaja yang tidak mampu untuk memamerkan kekayaan atau prestasi mereka mungkin merasa inferior dan tidak dihargai oleh teman-teman mereka yang lebih mampu. Maka memicu rasa tidak percaya diri dan rendah diri pada anak dan remaja yang kurang mampu secara finansial.

Dalam kesimpulan, tindakan flexing dalam dunia pendidikan dapat membawa dampak negatif pada anak dan remaja. Anak dan remaja mungkin merasa terdorong untuk menunjukkan prestasi atau kekayaan mereka untuk mendapatkan pengakuan dari teman-teman mereka, yang dapat menimbulkan tekanan dan stres yang berlebihan. Oleh karena itu, kita sebagai guru sangat penting untuk mengajarkan anak dan remaja untuk memprioritaskan nilai-nilai dan prestasi yang sebenarnya, dan tidak hanya terfokus pada citra yang mereka buat di media sosial. (Baca Juga: Apa saja Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran?)

Cara Menyeimbangkan Flexing dan Autentisitas

Autentisitas adalah kemampuan seseorang untuk menjadi diri sendiri dan tidak terpengaruh oleh ekspektasi atau tekanan dari orang lain. Artinya, seseorang yang autentik akan berperilaku dan bertindak sesuai dengan nilai dan keyakinan mereka sendiri, tanpa mencoba untuk menyembunyikan diri atau memperlihatkan citra yang palsu.

Lalu bagaimana seseorang dapat menyeimbangkan flexing dan autentisitas?.

Ada beberapa tips yang dapat membantu seseorang untuk menghindari flexing yang berlebihan dan mencapai keseimbangan yang sehat antara mempromosikan diri dan kerendahan hati:

  1. Tidak membandingkan diri dengan orang lain di media sosial dan fokus pada pencapaian kita sendiri.
  2. Citra yang dilihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kehidupan nyata dan kita harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam citra yang diciptakan oleh orang lain. 
  3. Tidak berlebihan dalam memamerkan kekayaan dan prestasi kita di media sosial dan mengutamakan autentisitas serta kerendahan hati dalam hubungan dengan orang lain. 
  4. Kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak hanya didasarkan pada kekayaan dan prestasi semata, melainkan pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup kita, seperti keluarga, teman, dan kebahagiaan pribadi.

Oleh karena itu, autentisitas sangatlah penting dalam semua aspek kehidupan. Kita perlu untuk merenungkan perilaku dan mencapai keseimbangan yang sehat, antara mempromosikan diri dan kerendahan hati untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan hidup yang sebenarnya.

Akhir Kata

Flexing adalah tindakan memamerkan kekayaan, kemewahan, dan prestasi seseorang di media sosial. Flexing bertujuan untuk menunjukkan kepada orang lain tentang kekayaan, status sosial, dan prestasi yang dimiliki. Namun, flexing tidak selalu sehat dan dapat menimbulkan efek psikologis yang tidak sehat pada individu dan lingkungan sekitar.

Manfaat dari flexing adalah terutama untuk meningkatkan harga diri dan merasa lebih baik tentang diri sendiri. Namun, flexing juga memiliki kerugian yang signifikan. Misalnya stres keuangan dan masalah keuangan yang serius, terpaku pada citra di media sosial daripada kehidupan nyata. Dan lagi depresi dan kecemasan akibat tekanan untuk mempertahankan citra di media sosial.

Untuk mencapai keseimbangan yang sehat antara flexing dan autentisitas, seseorang dapat menghindari membandingkan diri dengan orang lain, mengingat bahwa citra di media sosial tidak selalu mencerminkan kehidupan nyata, tidak berlebihan dalam memamerkan kekayaan dan prestasi di media sosial, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup mereka.

Tags: AutentisitasFlexingKekayaanKepuasan DiriKesehatan MentalKeseimbangan HidupMedia SosialPrestasiStatus Sosialtren baru
Share6Tweet4
Nuel Bs

Nuel Bs

Guru asal medan penikmat kopi dan novel wuxia. Seekor domba berbulu serigala, suka menghabiskan waktu di depan laptop berbagi dengan kamu para serigala.

Related Posts

Cari tahu perbedaan Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
DEFENISI

Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia

by Ronny Tobing
3.5k
Pengayaan adalah Pengertian, Jenis, Strategi, Manfaat, & Contoh
DEFENISI

Pengayaan adalah: Pengertian, Jenis, Strategi, Manfaat, & Contoh

by Andika
1.6k
Seni Realisme: Gleaners karya Jean François Millet (Sumber wikipedia)
DEFENISI

Realisme: Pengertian, Sejarah Aliran Seni, Tokoh, Ciri, Contoh

by Nuel Bs
1.6k
Migrasi Penduduk Adalah: Pengertian, Jenis, & Faktor Penyebab
DEFENISI

Migrasi Penduduk Adalah: Pengertian, Jenis, & Faktor Penyebab

by Nuel Bs
1.6k
Dampak Negatif Urbanisasi dan Positif serta Contoh di Indonesia
DEFENISI

Dampak Negatif Urbanisasi dan Positif serta Contoh di Indonesia

by Ipan
1.6k
Urbanisasi adalah: Pengertian, Faktor Pendorong dan Faktor Penarik
DEFENISI

Urbanisasi adalah: Pengertian, Faktor Pendorong & Faktor Penarik

by Nuel Bs
1.6k

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • contoh soal barisan dan deret aritmatika dan jawaban

    50 Contoh Soal Barisan dan Deret Aritmatika & Jawaban

    48 shares
    Share 1957 Tweet 1223
  • 50 Contoh Soal Barisan dan Deret Geometri & Jawaban

    35 shares
    Share 542 Tweet 339
  • RPP Kelas 5 Semester 1 Kurikulum 2013 Revisi 2023 Tematik

    56 shares
    Share 402 Tweet 252
  • RPP Kelas 6 Semester 1 Kurikulum 2013 Revisi 2023 #1 Lembar

    75 shares
    Share 307 Tweet 192
  • RPP Kelas 3 Semester 1 K13 Revisi 2023 #1 Lembar

    71 shares
    Share 292 Tweet 182
GuruSekali.com

GuruSekali.com

Misi Kami adalah membantu jutaan guru dan siswa memanfaatkan potensi internet untuk berbagi informasi seputar dunia pendidikan.

Jl. Sei Bahorok, Babura, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara, 20222

Whatsapp: +62088261844581
Email: admin@gurusekali.com

Pembayaran Bank (gurusekali.com)

Kilasan

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami

Legal

  • Hak Cipta
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat dan Ketentuan

Artikel Terbaru

KKTP PPKn Kelas 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka

KKTP PPKn Kelas 1 Semester 1 & 2 Kurikulum Merdeka

KKTP Bahasa Indonesia Kelas 1 Semester 2 Kurikulum Merdeka

KKTP Bahasa Indonesia Kelas 1 Semester 2 Kurikulum Merdeka

KKTP Bahasa Indonesia Kelas 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka

KKTP Bahasa Indonesia Kelas 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka

KKTP PAI Kelas 1 Semester 2 Kurikulum Merdeka

KKTP PAI Kelas 1 Semester 2 Kurikulum Merdeka

KKTP PAI Kelas 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka

KKTP PAI Kelas 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka

Newsletter

Langganan bersama kami. GRATIS!

@2020-2022 gurusekali.com - Web Edukasi Guru & Siswa

No Result
View All Result
  • Login
  • Sign Up
  • My account
  • Blog
  • Shop

@2020-2022 gurusekali.com - Web Edukasi Guru & Siswa

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
pixel